
Sampai rumah, sudah pasti semua kaget, terutama my mom. Tetapi beliau sekaligus juga girang luar biasa. Yah, kapan lagi sempat mampir kalau bukan pas sedang tugas, atau sengaja cuti lebaran. Meski cuma bermalam, karena esok paginya langsung cabut ke kantor regional Medan, rasanya cukuplah untuk menggembirakan orang tua.
Lebih setengah harian di kantor, lalu kami jalan ke Brastagi. Tempat menginap kami ini lumayan funky, bergaya minimalis. Namanya Hotel Mikie Holiday. Kalau lihat konsep hotelnya, mirip-mirip dengan Hotel Harris di bilangan Tebet.

Siang hari, bersama rekan-rekan lain mencoba makan siang di luar, tepatnya di Warung Muslim di dekat Kantor Pemda (Bappeda). Ini rekomendasi Saruhum, DC Karo yang jadi guide dadakan kami. Gulai arsiknya memang “mantap kali” (pinjam omongan “Benu Buloe” di Trans TV). Nasinya juga wangi. Sampai-sampai semua penasaran, apa nama beras yang dipakai. Rupanya pucuk dicinta ulam tiba. Pemasok beras warung tersebut kebetulan datang. Beras yang enak itu jenisnya “Kuku Balam”, dengan merek “Jeruk Madu”. Di Jawa rasanya tidak ada jenis ini.

Di malam kedua, saya makan malam di Restoran Garuda. Di sini, konon sop buntutnya luar biasa enak (kali ini yang promosi adalah Hamdan, DC Serdang Bedagai). Maka, saya jajal sop yang dimaksud. Eh, beneran. Uenak tenan, kata orang Surabaya. Tak heran, esok malamnya, sesaat sebelum turun ke Medan usai acara, kami datangi lagi restoran ini dan melalap menu serupa. TOP BGT, dah… 100% direkomendasikan.
Pulang ke Medan, saya habiskan dua hari tinggal di rumah, hitung-hitung ambil pengganti libur dari tugas daerah yang sebelumnya. Menu andalan my mom tak lain: rendang, rebus singkong dan pepaya, serta sambal tomat. Rrruarrr biasaaa….

Selama dua hari itu juga saya juga banyak curhat dan diskusi dengan my mom dan kakak tentang pekerjaan yang ada sekarang dan tawaran-tawaran baru yang datang. Nasihat mereka lumayan berguna. Sebelum balik ke Jakarta, saya sempatkan pula ziarah ke makam Ayah di pemakaman kampung dekat mesjid. Allahummagh fir lahu warhamhu wa’afihi wa’fu ‘anhu.
Oh ya, tidak lupa saya borong bika Ambon Zulaikha (Hj. Mariani) yang di Jalan Mojopahit, plus roti bolu gulungnya. Juga brownies bikinan kenalan adik saya Iin. Sementara Teteh menitipkan oleh-oleh sirup Terong Belanda dan Kiwi, plus emping Aceh dari Kak Inur (kakak nomor dua di Banda Aceh). Wak Ipah, lain lagi. Dia buatkan bumbu pecel yang jadi andalan warungnya. “Cuma bisa kasih ini,” kata Uwak. Ck..ck..ck. Masih begitu banyak orang yang sayang dan perhatian pada saya dan keluarga. Itu harus disyukuri.
Walhasil, sesampai di rumah di Bogor, banyak orang bertanya-tanya, ini pulang tugas atau pulang cuti lebaran sih? Hahaha.... (ah)
4 comments:
waaaaaaaaaahhh *ngeces* hahaha... cari wangsit apa jalan-jalan kau bah? :D enak kali! bikin pengen... ;))
templatenya keren :)
indogirls.net
blog orang kabanjahe smunduka
Pengalaman manis dan mengasikkan. salam dari saya, Oleh penulis buku:
40 Hari Di Tanah Suci.
Post a Comment